DERING24.COM BENGKULU – Dalam beberapa pekan terakhir, aksi-aksi kriminalitas di Provinsi Bengkulu banyak menyita perhatian publik. Ambil contoh anak bacok ayah kandung, tewasnya anggota TNI dalam kasus pengeroyokan hingga maraknya pencurian ternak sapi dengan cara menyisakan isi perut yang terjadi di banyak tempat.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief menuturkan, pandemi covid-19 membawa dampak sosial ekonomi yang merubah nilai dan norma masyarakat sehingga tak jarang menghadirkan suasana ketakutan dan ketidakpastian.
“Ada kebiasaan-kebiasaan yang berubah, ada kelakuan-kelakuan baru yang muncul seiring ancaman virus-virus berbahaya. Kasus kriminal, gangguan kesehatan jiwa, dan motif-motif lainnya adalah dampak bawaan selama masa pandemi covid-19,” kata Riri Damayanti, Selasa (12/1/2021).
Alumni Psikologi Universitas Indonesia ini mengatakan, kasus-kasus kekerasan harus dipandang dari dua sisi internal dan eksternal. Sisi internal, lanjutnya, masalah kepribadian dan sisi eksternal mengenai lingkungan sosial di tengah-tengah keluarga, pasangan maupun teman.
“Ini harus segera disiasati. DPD akan berjuang lewat regulasi agar nilai-nilai persahabatan, kasih sayang, cinta dan saling pengertian bisa kembali dibangun di tengah-tengah masyarakat melalui ekonomi yang tangguh dan mandiri. Jangan sampai sifat-sifat kebencian, kemarahan, kekerasan bahkan kekajaman terus terjadi di era pandemi,” ungkap Riri Damayanti.
Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Pengembangan Kelembagaan BKMT Dewan Masjid Indonesia Provinsi Bengkulu ini menekankan, kebijakan-kebijakan pemerintah penting untuk terus diarahkan guna menghidupkan kembali cahaya ketaatan manusia kepada Allah subhanahu wa ta’ala tercermin melalui rasa kemanusiaan yang mulai redup.
“Apresiasi saya buat Kepolisian Bengkulu yang telah berhasil menekan angka kriminal dan kecelakaan lalu lintas pada tahun 2020 kemarin. Mari kita tingkatkan dan berbagi peran. Mudah-mudahan pada tahun 2021 angkanya semakin berkurang, bahkan secara drastis,” demikian Riri Damayanti berharap.
Sebagaimana diungkapkan Kapolda Bengkulu Irjen Pol Teguh Sarwono, sepanjang tahun 2020 jumlah kasus kriminal, baik pidana umum, khusus maupun korupsi, serta kecelakaan lalu lintas di Provinsi Bengkulu menurun ketimbang tahun 2019.
Dalam keterangannya, Kapolda juga menyampaikan jumlah korban meninggal dunia juga mengalami penurunan signifikan sebanyak 51 persen, dari 238 jiwa di tahun 2019 menjadi 116 jiwa di tahun 2020.
Sementara jumlah kasus tindak pidana turun namun tidak terlalu signifikan. Penurunannya hanya 5 persen. Pada tahun 2019 ada sebanyak 3.491 kasus, sedangkan di tahun 2020 ada sebanyak 3.316 kasus, turun 175 kasus. [Tim]