Kementan Bangun Kampus Politeknik Enjinering Pertanian

Kementan Bangun Kampus Politeknik Enjinering Pertanian 1

Jakarta, Dering24.com – Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, pemerintah selama ini bekerja meningkatkan sektor pertanian dengan membangun infrastruktur untuk menyejahterakan masyarakat khususnya petani.

“Sejak awal pemerintahan Jokowi-JK kita canangkan transformasi pertanian tradisional menjadi yang modern. Untuk itu, negara memerlukan kehadiran kampus seperti  Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI). “Kami membangun infrastrukur, meningkatkan alat, mesin pertanian yang pada gilirannya adalah menyejahterakan petani Indonesia,” kata Amran  dalam acara Peletakan Batu Pertama Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) di BBP Mektan, Serpong, Tangerang, Banten, Jumat (4/10/2019).

Menurut  Amran, saat ini Indonesia sudah setara dengan Thailand dan Vietnam berkaitan dengan penggunaan teknologi di sektor pertanian. Hal itu yang membuat fokus pemerintah kini beralih ke penguatan sumber daya manusia di sektor tani.

Menurut Amran, PEPI ialah satu di antara menguatkan SDM sektor tani. Para dosen dan pengajar di PEPI, akan mengajarkan mahasiswanya siap menghadapi tantangan di sektor pertanian.

“Nah, setelah itu lima tahun ke depan pembangunan SDM, kami siapkan pemuda tani Indonesia. Tanpa teknologi tidak mungkin bisa bersaing dengan negara lain makanya kami dirikan PEPI,” tuturnya.

Lebih lanjut, Amran menginginkan adanya PEPI ini bisa membuat bangsa Indonesia tidak banyak bergantung kepada negara lain khususnya dalam memproduksi barang-barang pertanian.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kemetan, Dedi Nursyamsi menambahkan, kami semua bertekad untuk mewujudkan PEPI sebagai world class university. Insyallah mulai tahun ini, alhamdullilah program studi PEPI sudah di setujui dengan terbitnya SK dari Menteri Pendidikan’

Tiga tahun pertama, terang Dedi, pihaknya membangun sarana dan prasana Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI). Selanjutnya membangun Kampus PEPI untuk mahasiswa, perpustakan, dan workshop.”Di saat yang sama, kami membangun kurikulum, kami juga harus adop level internasional. Karena, pendidikan kita selkitar 70 persen praktek lapangan,” ucap Dedi.

Setelah sarana dan prasarana telah selesai, ungkap Dedi, BPPSDMP akan membangun para dosen. Karena menurut Dedi, mahasiswa saat ini mahasiswa masih terbatas, hanya sekitar 72 orang. ”Kita akan terus membangun staff pengajar. Kita akan membangun kelembagaan kerjasama, membangun network bertaraf internasional,” tuturnya.

Dedi sangat berharap agar kedepannya PEPI menjadi rujukan universitas pertanian di negara asian.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *